![]() |
Puji Rahayu, Spirit Artis, 2009, akrilik di atas kanvas |
Sejak diterima di jurusan seni murni FSR ISI Yogyakarta tahun 1999, kegiatan keseniannya semakin menjadi-jadi. Terlalu banyak jika semua aktifitas pamerannya akan dituliskan, perlu halaman tersendiri.
Karya-karyanya diilhami oleh posisi perempuan dalam kehidupan. Kompleksitas sebagai kaum hawa dalam budaya kita saat ini dituangkannya ke dalam kanvas sebagai renungan pribadi dan publik kesenian yang mengapresiasi karya-karyanya.
![]() |
Puji Rahayu, Bermahkotakan Waktu, 2015, Akrilik di atas kanvas |
Cat Akrilik adalah bahan yang dipilih Puji untuk menuangkan ide serta menorehkan warna di atas kanvas, dengan cat berbasis air ini Seniman perempuan yang sekarang tinggal bersama keluarganya di pulau terbesar ketiga di dunia tersebut bisa melakukan banyak sekali eksperimen dengan aman dan nyaman tanpa kesulitan.
![]() | ||
Puji Rahayu, Doa Perdamaian, 2013, akrilik di atas kanvas |
Setelah lulus kuliah 2006 sampai 2009 Puji aktif di Jogja Gallery, yang terletak di pojok depan Alun-alun utara keraton Jogja. Urusan manajemen seni yang rumit bukan menjadi barang aneh lagi baginya disamping aktifitas mengajar di sebuah sanggar seni. Membagi waktu untuk berkerja dan berkarya sungguh bukanlah sesuatu hal yang gampang, namun Puji mampu menjalankannya dengan berhasil, salut!.
Beberapa kelompok pameran yang diikutinya antara lain: BLOK 9, PERSEN 99, GLEDEK 99, Perupa Tulung Agung dan IKAISI Jawa Timur.
Walaupun jauh dari hiruk pikuk kesenian di Jawa, Puji bukannya berkurang aktifitasnya dalam kesenian.
Di kota tempat tinggalnya yang sekarang, di sebuah tempat yang tepat berada di garis kathulistiwa, dia sering dilibatkan sebagai dewan Jury dan dalam rangka pengembangan kemampuan seni siswa untuk bisa berprestasi ke tingkat nasional.
Pameran terakhir di tahun 2015 yang dilakoninya adalah sebuah pameran bersama: Dari Kathulistiwa untuk Indonesia, di Pontianak, kota tempat tinggalnya yang sekarang.
Kita tentunya akan terus menunggu karya-karya berikutnya dari salah satu seniman perempuan indonesia yang sungkan menyebut dirinya seniman, sebutan tersebut menurutnya terlalu tinggi, baginya masyarakatlah yang berhak menilai. Yang penting bagi Puji adalah tetap terus aktif menjalin kontak dengan komunitas kesenian di mana pun dan konsisten dalam berkarya.
Salam Budaya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar